Disebutkan dalam hadits shahih dari Abi Sa’id al-Khudri bahwasanya ada orang mendengar seseorang membaca “qul huwallahu Ahad” dan diulang-ulang. Pada keesokan harinya ia mendatangi Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan melaporkannya, seakan ia menganggap remeh. Maka Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, ia sebanding dengan sepertiga Al-Quran.” (Shahih Bukhari, nomor 5013).
Pada kesempatan lain, dari Abi Sa’id, ia berkata: “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkata kepada para sahabatnya, ‘apakah ada salah seorang dari kalian mampu untuk membaca sepertiga Al-Quran dalam suatu malam?’, maka hal ini memberatkan mereka. Mereka bertanya. ‘Siapakah diantara kami yang mampu wahai Rasulullah?’, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pun bersabda: “Allahul-wahidu shamad adalah sepertiga Al-Quran”. (Shahih Bukhari, nomor 5015).
Syaikh Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Maksudnya ialah, bahwa Al-Quran diturunkan menjadi tiga bagian. Sepertiga bagian adalah hukum-hukum, sepertiga berisi janji dan ancaman dan sepertiga bagiannya terdiri Nama dan Sifat Allah. Dan surat ini mengumpulkan antara Nama dan Sifat-sifat (Allah)”. (Jawab ‘alil- ilmi wal-iman, halaman 113).
Syaikhul Islam juga berkata: “Apabila (qul huwallahu ahad) sebanding dengan sepertiga Al-Quran, bukan berarti ia lebih utama dari Al-Fatihah dan tidak pula mencukupkan diri membaca Al-Quran dengan membacanya sebanyak tiga kali, akan tetapi apabila dibaca (qul huwallahu ahad) terpisah sebanyak tiga kali atau lebih dari itu, maka pembacanya mendapatkan pahala yang sebanding dengan sepertiga Al-Quran. Namun perbandingan sesuatu bukanlah dari jenisnya.” (Jawab ‘alil- ilmi wal-iman, halaman 131, 134).
Ketika surat ini dibaca saat meruqyah, didapatkan adanya perbedaan pengaruh yang ditimbulkan antara satu orang dengan yang lain tidaklah sama, yang ini berpengaruh dan yang lainnya tidak ada pengaruhnya. Dalam hal ini Syaikhul Islam berkata: "Tidaklah (qul huwallahu Ahad) setiap orang bermanfaat untuk setiap orang”. (Jawab ‘alil- ilmi wal-iman, halaman 141).
Syaikh Abdurrazaq menjelaskan: “Sungguh ada perbedaan pengaruh bacaan yang dibaca walau surat yang dibaca sama, karena adanya pengaruh hati si pembaca dari kejujuran, keikhlasan, penghayatan, keyakinan, harapan dan kekhusyu’an.” (Ustadz Mu’tasim).
Pada kesempatan lain, dari Abi Sa’id, ia berkata: “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkata kepada para sahabatnya, ‘apakah ada salah seorang dari kalian mampu untuk membaca sepertiga Al-Quran dalam suatu malam?’, maka hal ini memberatkan mereka. Mereka bertanya. ‘Siapakah diantara kami yang mampu wahai Rasulullah?’, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pun bersabda: “Allahul-wahidu shamad adalah sepertiga Al-Quran”. (Shahih Bukhari, nomor 5015).
Syaikh Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Maksudnya ialah, bahwa Al-Quran diturunkan menjadi tiga bagian. Sepertiga bagian adalah hukum-hukum, sepertiga berisi janji dan ancaman dan sepertiga bagiannya terdiri Nama dan Sifat Allah. Dan surat ini mengumpulkan antara Nama dan Sifat-sifat (Allah)”. (Jawab ‘alil- ilmi wal-iman, halaman 113).
Syaikhul Islam juga berkata: “Apabila (qul huwallahu ahad) sebanding dengan sepertiga Al-Quran, bukan berarti ia lebih utama dari Al-Fatihah dan tidak pula mencukupkan diri membaca Al-Quran dengan membacanya sebanyak tiga kali, akan tetapi apabila dibaca (qul huwallahu ahad) terpisah sebanyak tiga kali atau lebih dari itu, maka pembacanya mendapatkan pahala yang sebanding dengan sepertiga Al-Quran. Namun perbandingan sesuatu bukanlah dari jenisnya.” (Jawab ‘alil- ilmi wal-iman, halaman 131, 134).
Ketika surat ini dibaca saat meruqyah, didapatkan adanya perbedaan pengaruh yang ditimbulkan antara satu orang dengan yang lain tidaklah sama, yang ini berpengaruh dan yang lainnya tidak ada pengaruhnya. Dalam hal ini Syaikhul Islam berkata: "Tidaklah (qul huwallahu Ahad) setiap orang bermanfaat untuk setiap orang”. (Jawab ‘alil- ilmi wal-iman, halaman 141).
Syaikh Abdurrazaq menjelaskan: “Sungguh ada perbedaan pengaruh bacaan yang dibaca walau surat yang dibaca sama, karena adanya pengaruh hati si pembaca dari kejujuran, keikhlasan, penghayatan, keyakinan, harapan dan kekhusyu’an.” (Ustadz Mu’tasim).
ConversionConversion EmoticonEmoticon