Etika seorang hamba kepada Allah swt part.1


http://markasmuslim14.blogspot.co.id/
Etika yang paling penting dan paling utama dan mencakup seluruh etika dalam islam adalah etika terhadap Allah dan Rasulullah saw. Pada kesempatan ini kami akan membahas bagaimana sesungguhnya etika seorang hamba terhadap Tuhannya. Diantara etika yang harus dimiliki seorang hamba dengan Allah swt adalah sebagai berikut
1.     Memurnikan Ibadah Kepada Allah swt
Ini adalah etika yang paling utama. Etika ini merupakan buah dari keimanan kita kepada Allah swt. mengenal-Nya, percaya kepada ketuhanan-Nya, percaya kepada nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Percaya bahwa Dialah satu-satunya yang berhak disembah, karena Dia adalah Raja yang menguasai dan mengatur segalanya. Dialah satu-satunya Zat yang menciptakan dan member rezeki, tidak ada satupun yang membantu-Nya dalam melakukan semua itu. Oleh karena itu, hanya Dia yang berhak untuk disembah dan kita tidak boleh menyembah dengan bentuk penyembahan apapun selain kepada-Nya.
2.     Mengagungkan Allah
Sebagai seorang mukmin yang percaya kepada sifat ketuhanan Allah swt. ketika ia melihat keagungan, kebesaran, kekuasaan Allah yang tampak dalam ciptaan-Nya maka saat itu dia akan yakin bahwa Allah swt bersifat sempurna dan jauh dari kekurangan. Dan diapun menyadari bahwa semua mahluk tidak akan bisa mengetahui hakikat-Nya, hatinya akan dipenuhi rasa takjub dan kagum yang tiada kira. Semua mahluk akan terlihat kecil dan dia merasa bahwa tiada yang agung, hebat dan besar selain dari Allah. keyakinan seperti ini akan memberikan hikmah kepada seorang mukmin, diantaranya:
a.    Dia akan segera melakukan ketaatan dan kebaikan
b.    Menjauhi segala bentuk kemaksiatan, kejahatan, dan kerusakan
c.     Tidak akan merasa takut di hadapan sesama mahluk dan selalu berpegang pada kebenaran di hadapan orang yang disenangi atau yang disegani.
3.     Takut kepada Allah
Takut kepada Allah adalah salah satu eika yang agung kepada Allah. karena rasa takut kepada Allah akan muncul setelah seorang hamba mengetahui kehebatan Allah dalam ciptaan-Nya, kekuatan-Nya, serta kemampuan-Nya member balasan orang-orang yang mengingkari-Nya. Atau memusuhi utusan-utusan-Nya di dunia ini. ketika seorang mukmin percaya dengan semua itu, akan muncul dalam dirinya rasa takut kepada-Nya. Perasaan yang akan memenuhi hatinya, mengalir dalam urat nadinya, dan larut dalam aliran darahnya. Itulah rasa takut yang akan menghalangi seorang mukmin dari berbuat maksiat dan membentengnya dari apa pun yang akan mendatangkan murka Allah swt. sesuai dengan firman Allah
Demikianlah Allah membuat hamba-hamba-Nya takut dengan azab itu, maka bertakwalah kepada-Ku, hai hamba-hamba-Ku (az-Zumar [39]: 16).
4.     Mencintai Allah dan Rasul-Nya di atas Segalanya
Mencintai Allah dan rasul-Nya di atas segalanya merupakan etika ayang agung. Karena rasa cinta akan muncul ketika seorang hamba menyaksikan dengan akal dan nuraninya bahwa kekuasaan, hikmah, ilmu, kagungan, keindahan, dan kesempurnaan Allah swt jauh dari kekurangan. Saat seorang muslim menyadari itu, kemudian ia meyakini dan menetapkannya di dalam hati. Maka hatinya akan dipenuhi rasa cinta kepada Allah swt dan Rasulullah saw. Rasa cinta yang tak pernah terkotori oleh cinta yang lain, sebagaimana firman Allah swt
Adapun orang-orang beriman sangat cinta kepada Allah (al-Baqarah [2]: 165).
Hingga rasa cinta tersebut mengalahkan kecintaan kepada anak, istri, bahkan kecintaan kepada diri sendiri. Seluruh cinta, berakar dan berasal dari kecintaan kepada Allah. maka, kecintaan itu akan membuatnya mencintai orang-orang shalih, karena mereka adalah orang-orang yang mencintai Allah. mencintai amal saleh, karena ia adalah kecintaan Allah dan sarana meraih cinta Allah. dan itulah akhirnya kecintaan kepada Allah dapat mengusai hidup seorang hamba dan mengontrol semua rasa cintanya. Dari situlah semua ucapan dan perbuatannya bersumber.
5.     Bergantung Kepada Allah Semata
Menyerahkan segala urusan kepada Allah swt dan hanya bersandar kepada-Nya. Jika seorang hamba mengenal Allah lebih jauh dan percaya kepada-Nya dengan segala kekuasaan-Nya, maka dia akan sadar dan meyakini bahwa jika Allah swt menakdirkan sesuatu, maka tidak ada sesuatupun yang bisa menghalanginya. Sebagaimana jika Allah hendak melindungi seorang hambam maka tidak ada sesuatupun yang bisa mencelakainya, baik dari golongan jin dan manusia. Perlindungan itu akan benar-benar dicapai jika seorang hamba telah menyerahkan segala urusannya kepada Allah swt. sebagaimana Allah berfirman
Hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman (al-Maidah [5]: 23).
6.        Hatinya Selalu Terpaut Kepada Allah Swt
Hati seorang mukmin akan selalu terpaut kepada Allah swt, karena cinta, takut, mengagungkan, bergantung, berharap, dan bersandar kepada-Nya. Dia akan pulang dan pergi dengan hati yang selalu bersama Allah swt. seorang hamba akan selalu mengharap rahmat Allah dan juga dipenuhi rasa takut akan siksa Allah swt.
7.     Tunduk Dan Merasa Membutuhkan Allah Swt
Seorang mukmin yang telah mengetahui kebijaksanaan Allah, kekuatan-Nya yang tiada banding, tanda-tanda bahwa Allah tidak membutuhkan satu pun mahluk, keagungan-Nya yang sangat hebat, kemudian seorang hamba melihat dirinya yang begitu lemah, hina, miskin dan selalu membutuhkan Allah.
8.     Berlindung Kepada Allah Swt
Ketika seorang hamba berlingdung kepada Allah, maka seseungguhnya dia telah berlingdung pada Rajanya para raja, yang memiliki kemuliaan dan keperkasaan. Semua jenis mahluk baik yang ada di langit maupun di bumi akan tersungkur dihadapan Pencipta, karena mereka memerlukan Allah swt.
9.     Malu di Hadapan Allah swt
Malu di hadapan Allah merupakan etika mulia, yang timbul dari seorang hamba yang memahami bahwa Allah Maha mendengar setiap ucapan, Maha melihat atas semua perbuatan, Maha Mengetahui segala rahasia, dan akan membalas setiap orang sesuai dengan perbuatannya. Maka patutlah seorang hamba merasa malu kepada Allah swt. malu apabila melakukan dosa, malu jika melakukan perbuatan yang buruk, mengatakan hal yang kotor atau membuat kerusakan. Rasa malu itu akan selalu bersamanya di mana pun dan kapan pun dia berada.


Previous
Next Post »
Thanks for your comment