10 Adab Sebelum Makan



http://markasmuslim14.blogspot.co.id/
Makan adalah kegiatan rutinitas yang setiap hari kita lakukan, karena manusia tidak akan hidup tanpa makanan. Makan sebagai sarana untuk menjaga kehidupan, kesehatan, dan kekuatan. Dalam islam makan mempunyai etika atau tata cara yang diatur oleh agama islam, barang siapa yang melaksanakannya maka dia akan beruntung dan mendapat pahala di sisi Allah swt.
Mengamalkan etika-etika ini akan mendatangkan berkah, mengajarkan rendah hati, mensyukuri nikmat Allah, manjauhkan diri dari setan, dan menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang sesama manusia. Pada kesempatan ini kami akan mambahas etika sebelum makan.
Etika Sebelum Makan
1.     Niat yang Baik
Hendaklah seorang muslim yang ingin makan meniatkan kebaikan dari kegiatan makannya, tidak sekedar melakukan kegiatan harian untuk memenuhi kebutuhan hidup, atau hanya sekedar menikmati makanan. Namun seyogianya dia meniatkan untuk mendapatkan kekuatan dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah swt, menjaga kehidupan dan kesehatan yang dengan keduanya dia bisa beramal saleh. Dengan demikian aktivitas makan menjadi aktivitas ibadah yang mendatangkan pahala. Sebagaimana Rasulullah saw bersabda, Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya (Shahih Bukhari [1]).
2.     Makan yang Halal
Sesungguhnya Allah melarang menyantap makanan yang haram, dan mengancam orang yang melanggarnya dengan memasukkan orang tersebut ke dalam neraka. Allah swt telah memerintahkan kita untuk memakan makanan yang halal dan baik, sebagaimana firman-Nya
Hai orang-orang yang beriman, makanlah diantara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah (al-Baqarah [2]: 172).
3.     Tidak Makan Saat Masih Kenyang
Tidak dianjurkan bagi seseorang untuk makan saat dia masih kenyang, karena hal ini termasuk berlebih-lebihan dan akan malah akan mendatangkan penyakit. Hal ini juga bertentangan dengan apa yang telah Rasul ajarkan kepada kita. Semoga Allah mengasihi orang yang berkata, Jadikanlah makanmu tiap hari sekali saja, dan hati-hatilah dari makanan sebelum perut mencerna makanan.
4.     Memenuhi Undangan
Jika salah satu saudara kita mengundang untuk perjamuan makan, maka wajib kita penuhi. Rasulullah telah memerintahkan hal tersebut dan menjadikannya sebagai bagian dari hak seorang muslim atas muslim lainnya. Dengan catatan bahwa tidak ada sesuatu yang haram yang dihidangkan dalam perjamuan tersebut. Karena sesungguhnya tidak boleh menghadiri perjamuan yang di dalamnya terdapat kemungkaran kecuali bagi orang yang akan mengubah dan menghilangkan kemungkaran tersebut.
5.     Menghindari Wadah Dari Emas atau Perak
Cara makan ini diharamkan oleh Allah swt karena termasuk berlebih-lebihan, sombong dengan kekayaan dan menyakitkan hati orang-orang miskin. Rasulullah saw bersabda, Orang yang minum dengan cawan dari perak maka sesungguhnya dia memasukkan api neraka jahannam ke dalam perutnya (Shahih Bukhari [6534]). Beliau juga bersabda, Janganlah kalian minum dengan cawan emas atau perak, dan janganlah kalian makan dengan piring yang terbuat dari keduanya, dan janganlah kalian memakai pakaian dari sutra, dan sutra halus yang bersulam, sesungguhnya barang-barang itu bagi mereka di dunia dan bagi kalian di akhirat (Shahih Bukhari [5426, 4632, 5633]).
6.     Mengundang Orang yang Melewati Perjamuan
Ini adalah salah satu etika yang mulia, di mana ketika seorang datang atau lewat di tempat perjamuan kadang muncul selera makan saat melihat jamuan serta menginginkan sesuatu dari jamuan tersebut, maka sudah selayakya orang yang sedang makan atau yang mengadakan perjamuan mengundang orang yang lewat agar bisa merasakan apa yang telah mereka makan. Karena jika tidak, maka mereka termasuk orang-orang yang pelit.
7.     Rendah Hati
Rendah hati adalah salah satu sifat seorang muslim yang tak akan terpisah darinya, di mana pun dan kapan pun dia berada. Rasulullah saw bersabda, Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku untuk merendahkan hati, sehingga tidak ada seorangpun yang membanggakan diri atas orang lain, dan tidak seorang pun yang menganiaya orang lain (Shahih Muslim [2865]). Allah swt berfirman
Susungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong (an-Nahl [16]: 23).
8.     Memberikan Sebagian Hidangan Kepada Tetangga
Dengan memberikan sebagian hidangan kepada tetangga dan anak-anaknya, apalagi jika tetangga kita adalah termasuk orang-orang miskin maka kita dituntut untuk berbagi makanan kepada mereka. Dengan demikian orang tersebut telah menunaikan hak tetangga. Rasulullah saw bersabda, Jika salah seorang dari kalian memasak dengan kuali, maka hendaklah dia memperbanyak kuahnya, lalu hendaklah dia membagikan kepada tetangga sebagian darinya (Shahih al-Jami’ [676]).
9.     Membuat Hidangan untuk Saudara dan Orang Lain
Islam sangat menganjurkan perbuatan ini dalam rangka memupuk rasa cinta dan kasih sayang antara mereka. Nabi Muhammad saw bersabda, Sebarkanlah salam, dan hidangkanlah makanan, dan jadilah kalian semua saling bersaudara sebagaimana yang Allah perintahkan (Shahih al-Jami’ [1089]). Beliau juga bersabda, Perbuatan yang paling utama adalah memasukkan rasa senang ke dalam hati saudaramu seiman, melunasi utangnya dan memberikannya roti (Shahih al-Jami’ [1096]).
10.  Tidak Berlebihan
Tidak berlebihan yang dimaksud di sini adalah tidak berlebihan dalam menyajikan makanan apalagi jika itu terdiri dari bermacam-macam jenis makanan. Sebenarnya tidak dilarang untuk menyajikan bermacam-macam makanan, yang dilarang adalah menyajikannya secara berlebihan, karena ini akan menyebabkan mubazir akan makanan tersebut. Allah swt berfirman
Hai anak adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan (al-A’raf [7]: 31).
Previous
Next Post »
Thanks for your comment