Gapailah Cita-citamu



http://markasmuslim14.blogspot.co.id/
Menggapai cita-cita yang selama ini telah didambakan adalah keinginan semu orang, akan tetapi proses dalam menggapai cita-cita tidak lah gampang. Butuh ketekunan dan kerja keras agar cit-cita yang didambakan dapat menjadi kenyataan. Untuk menggapai cit-cita ada beberapa langkah-langkah yang dapat kita tempuh agar dapat menggapai cita-cita yang sangat diimpikan. Berikut adalah langkah-langkahnya:
1.     Tujuan Butuh Fokus
Kita mungkin masih ingat waktu masih SD dulu kita belajar membuat cita-cita. Memang sih pada waktu itu pilihan cita-citanya cenderung deskriminatif seperti perawat, dokter, pilot, presiden, tentara, polisi, dan lain-lain. Padahal pada kenyataanya di luar sana sangat banyak profesi-profesi lain yang tak kalah mulia. Contohnya apoteker, koki, penulis buku, dan sebagainya.
Cita-cita adalah titik fokus dari tujuan jangka panjang kita. Dengan demikian semakin luas cakrawala dan pengetahuan kita maka gambaran hidup kita di masa depan juga akan lebih jelas. Jalan menuju cita-cita pun akan semakin terang, inilah yang disebut fokus menggapai tujuan. Sayangnya kebanyakan dari kita saat ini masih terjerat dengan jeratan rasa takut gagal, sebenarnya ketakutan-ketakutan seperti ini adalah hal yang wajar dan mausiawi, akan tetapi jika kita ingin terus maju, kita harus membuang jauh-jauh ketakutan tersebut dan mengubah cara pandang kita menjadi optimis dalam menyikapi setiap kesempatan yang kita miliki. Yakinlah dengan sikap optimis tersebut akan membuat tabir-tabir penghalang keberhasilan menjadi tersingkap dan terbuka lebar.
Selain itu, kita juga membutuhkan pemahaman positif. Sebab cara pandang positif ternyata tidak cukup karena cara pandang positif bisa sekedar keinginan atau harapan. Sementara pemahaman positif adalah keadaan tatkala kita meyakini bahwa apapun yang terjadi, kita tetap akan sukses. Dengan memahami setiap hal secara positif, maka kita bukan hanya akan menjadi orang yang ahli di bidang-bidang tertentu saja akan tetapi kita akan benar-benar paham apa sebenarnya yang menjadi tujuan hidup kita dan  mengetahui persiapan serta langkah-langkah untuk mencapainya.
2.     Membangun Jaringan
Jaringan yang dimaksud di sini bukan benda-benda mati yang saling berhubungan seperti computer, akan tetapi jaringan yang dimaksud adalah jaringan antarmanusia. Kegiatan membuat jaringan adalah langkah seseorang untuk membuat dan menumbuhkan pengenalan dari orang lain yang dapat membantu dirinya, khususnya untuk mencari pekerjaan, meningkatkan karir, atau bertukar informasi.
Terkadang kita tidak menyadari bahwa orang-orang di sekitar kita berpotensi menjadi mitra dalam mencapai tujuan. Merekalah yang disebut sebagai jaringan kita. Karena jaringan adalah modal yang penting, maka kita harus selalu menjaganya, dan akan lebih baik jika kita mampu mengembangkan jaringan setiap ada kesempatan.
Dalam pengembangan jaringan, ternyata ada lawan yang datang dari dalam, ya dia adalah diri kita sendiri, yang menjadi lawan yang sangat tangguh untuk ditaklukkan. Oleh karena itu, kita harus bisa mengalahkannya.
3.     Samudera Ilmu Kehidupan
Hidup ini adalah sekolah kita. Artinya selama kita masih hidup, maka selama itu kita terus belajar dan belajar. Hidup kita adalah sebuah proses belajar tanpa henti. Proses ini akan mengembangkan setiap inci pengetahuan kita. Ketika proses belajar tersebut berlangsung kita akan menyadari bahwa pengetahuan yang kita miliki tidak ada apa-apanya. Belajarlah dari tanaman padi, yang semakin berisi semakin merunduk.
Seorang cendikiawan jepang Ikujiro Nonaka dan Hirotaka Takeuk mengatakan pengetahuan yang kita miliki sesungguhnya tercipta dari proses yang panjang berbentuk siklus. Siklus itu berkelanjutan dan terpadu, berjalan dari satu hal ke hal yang lain, dan kemudian kembali ke hal semula. Ada empat tahap siklus itu:
a.    Eksternalisasi
b.    Internalisasi
c.     Kombinasi
d.    Sosialisasi
Empat tahap konvensi pengetahuan ini saling melengkapi dan saling bergantung. Perubahannya berlangsung sesuai dengan keadaan (konstektual) dan urutannya (sekuansial).
Pengalaman adalah guru terbaik kita. Oleh karena itu, janganlah segan-segan untuk bertanya, meningkatkan keterampilan, dan mengikuti pelatihan. Rasa ingin tahu dan minat baru harus senantiasa dipupuk. Di samping itu, kesediaan untuk mendengarkan orang lain juga penting. Ibarat kata, berbicara itu gampang, tapi mendengarkan dengan seksama itu membutuhkan perjuangan.
Cara kita belajar mempunyai dua pola, yaitu pembentukan (shaping) dan keteladanan (modeling). Bagaimanapun cara belajarnya, pengalaman kita yang semakin banyak akan membuat diri kita menjadi lebih baik lagi. Pengalaman membuat kita mampu mengembangkan diri, melakukan perbaikan dari dalam, mengambil suri teladan, dan kemudian melakukan inovasi. Selain belajar dari pengalaman pribadi, jangan sungkan untuk belajar dari pengalaman orang lain.
Previous
Next Post »
Thanks for your comment