Bicara Tanpa Pahala



http://markasmuslim14.blogspot.co.id/
Waktu adalah modal yang sangat besar untuk melakukan amal shalih. Orang yang mengerti akan hakikat ini akan menggunakan waktunya hanya untuk perkara yang bermanfaat. Dia akan memanfaatkan segala potensi diri yang dia miliki untuk mendapatkan pahala sebanyak mungkin. Salah satunya adalah lidah, dengan lidah seorang bisa berdzikir dan saling nasehat-manasehati sehingga meraih banyak pahala. Namun sebaliknya lidah juga dapat mendatangkan banyak dosa dan menyeret seseorang masuk ke dalam neraka. Kesadaran seseorang terhadap fungis dan bahaya lisan ini akan mendorong dirinya untuk menjaga lidah dan tidak berbicara kecuali bermanfaat. Berikut adalah hal-hal yang harus kita hindari berkaitan dengan lisan
1.     Membicarakan Sesuatu yang tidak Bermanfaat
Nabi Muhammad saw bersabda,
Sesungguhnya diantara kebaikan islam seseorang adalah dia meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat (HR. Tirmidzi, no. 2317; Ibnu Majah, no. 3976; Malik, 2/470; al-Baghawi, no 4132. Disahihkan oleh al-Albani).
Sesuatu yang tidak bermanfaat itu bisa berupa perkataan dan perbuatan, perkara yang haram atau makruh atau perkara yang mubah yang tidak bermanfaat. Oleh karena itu supaya terhindar dari bahaya lisan yang pertama ini, handaklah seseorang selalu berusaha untuk mengucapkan sesuatu yang mengandung kebaikan. Jika tidak bisa maka hendaknya dia diam, sebagaimana sabda Rasulullah saw, Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah di mengucapkan sesuatu yang baik atau diam. (HR. Bukhari, no 6475; Muslim, no. 47; dari Abu Hurairah Ra)
2.     Berdebat dengan Cara yang Batil atau Tanpa Ilmu
Nabi saw bersabda,
Sesungguhnya orang yang paling dimurkai oleh Allah adalah orang yang selalu mendebat. (HR. Bukhari, no. 2457; Muslim, no. 2668)
Mendebat dalam hadis di atas maksudnya adalah mendebat dengan cara batil atau tanpa ilmu. Sedangkan orang yang berada dipihak yang benar, sebaiknya dia juga menghindari perdebatan. Karena debat itu akan membangkitkan emosi, mengobarkan kemurkaan, menyebabkan dendam dan mencela orang lain.
Nabi bersabda, Saya memberikan jaminan rumah di pinggiran surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan walaupun dia orang yang benar. Saya memberikan jaminan rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan kedustaan walupun dia bercanda. Saya memberikan jamian rumah di surga yang tinggi bagi orang yang membaguskan akhlaqnya (HR. Abu Dawud, no 4800; dishahihkan an-Nawawi).
3.     Banyak Bicara, Suka Mengganggu dan Sombong
Masalah-masalah ini dijelaskan oleh Nabi saw dalam sabdanya
Sesungguhnya termasuk orang yang paling kucintai di antara kamu dan paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah orang-orang yang paling baik akhlaqnya di antara kamu. Dan sesungguhnya orang yang paling kubenci di antara kamu dan paling jauh tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah ats-tsartsarun, al-mutasyaddiqun, dan al-mutafaihiqun. Para sahabat berkata: “Wahai Rasulullah, kami telah mengetahui ats-tsartsarun dan al-mutasyaddiqun, tapi apakah al-mutafaihiqun? Beliau menjawab: “Orang-orang yang sombong”. (HR. Tirmidzi, no. 2018 dari Jabir)
Setelah meriwayatkan hadis ini Imam Tirmidzi rahimahullah mengatakan, “ats-Tsartsar” adalah orang yang banyak bicara, sedangkan “al-mutasyaddiq” adalah orang yang biasa mengganggu orang lain dengan perkataan dan berbicara jorok kepada mereka.
4.     Mengucapkan Perkataan Keji, Jorok, Celaan dan Semacamnya
Semua hal ini tercela dan terlarang. Nabi saw bersabda, Seorang mukmin bukanlah orang yang banyak mencela, bukan orang yang banyak melaknat, bukan orang yang keji (buruk akhlaqnya), dan bukan orang yang jorok omongannya (HR. Tirmidzi, no 1977; Ahmad, no. 3839)
Betapa banyak perkataan yang keji dan jorok tersebar di zaman ini, di Koran-koran, di majalah-majalah, di jejaring sosial, dan lain-lain. Akan tetapi yang bisa merasakan bahwa itu adalah hal buruk hanyalah orang-orang yang hatinya masih hidup. Sedangkan orang yang hatinya sakit atau mati, maka dia tidak akan merasakannya, bahkan merasa nikmat dengan apa yang terjadi saat ini. sebagaimana luka yang hanya akan dirasakan oleh orang yang masih hidup, sedangkan orang yang mati tidak akan merasakan sakit akibat luka.
5.     Keterlaluan dalam Bercanda
Hal ini biasanya dilakukan untuk membuat orang lain tertawa. Akan tetapi perlu kita ingat banyak canda akan menjatuhkan wibawa dan menyebabkan dendam dan permusuhan, serta dapat mematikan hati. Nabi saw bersabda, Janganlah kamu memperbanyak tawa, karena sesungguhnya banyak tertawa itu akan mematikan hati (HR. Ibnu Majah, no 4193; dishahihkan oleh al-Albani).
Apalagi jika banyak bercanda ini ditambahi dengan dusta, maka jelas akan lebih berbahaya. Akan tetapi ada pengecualian berkaitan dengan hal ini, canda bisa dilakukan dengan syarat bercanda dengan perkataan yang benar serta dilakukan kepada orang-orang yang membutuhkannya seperti anak-anak, dan orang-orang yang tidak keberatan dengan candaan kita. Karena canda ketika dibutuhkan akan menyenangkan hati dan menyegarkan suasana.
6.     Membicarakan Suatu yang Batil
Yang dimaksud di sini adalah membicarakan perbuatan maksiat, seperti berbangga dengan perbuatan mabuk-mabukan atau kemungkaran lain. Nabi saw bersabda,
Semua umatku mu’afan (akan diampuni dosanya; atau tidak boleh dighibah) kecuali orang-orang yang melakukan dosa terang-terangan. Dan termasuk melakukan dosa dengan terang-terangan adalah seseorang melakukan perbuatan buruk pada malam hari, kemudian di waktu pagi dia mengatakan, “Hai Fulan, tadi malam aku melakukan ini dan ini”. Padahal di waktu malam Allah swt telah menutupi perbuatan buruknya, namun di waktu pagi dia membongkar tutupan Allah (HR. Bukhari, no. 6069; Muslim, no. 2990).
Inilah beberapa hal yang harus kita hindari yang berkaitan dengan lisan kita, marilah kita senantiasa menggunakan lisan ini untuk berdzikir kepada Allah dan tidak mengucapkan sesuatu kecuali perkataan yang baik. Semoga Allah senantiasa menjaga lisan kita dari perkataan yang sia-sia. Amin Ya Rabba Alamin.
Sumber: Ust. Abu Isma’il Muslim Al-Atsari
Previous
Next Post »
Thanks for your comment