Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam Pribadi Yang Rendah Hati

http://markasmuslim14.blogspot.co.id/



Hakikat rendah hati atau tawadhu’, seperti diungkapkan oleh Al-‘Aini rahimahullah adalah memperlihatkan kerendahan martabatnya (di hadapan orang lain). Menurut ath-Tabari sikap tawadhu’ ini akan melahirkan maslahat duniawi dan ukhrawi.
Begitulah Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan Rasulullah saw yang mulia agar bersikap rendah hati terhadap orang-orang yang beriman. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman. (QS. Asy-Syu’ara :215).
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam merupakan gambaran yang patut menjadi contoh tentang sifat baik tersebut. Beliau shallallahu alaihi wasallam berinteraksi dengan para sahabat dengan sifat tawadhhu’nya. Bukti-bukti tentang ini sangat banyak, salah satunya sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, al Bukhari, at-Tirmidzi, dari Anas radhiallahu anhu  ia berkata, “Tidak ada seorangpun yang lebih mereka (sahabat) cintai dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. (Namun) jika melihat beliau, mereka tidak berdiri (untuk menghormati) lantaran mereka mengetahui, beliau tidak menyukainya (Al-Musnad (3/13), Adabul Mufrad (949) dan dishahihkan oleh Al Albani).
Al Mulla al Qari rahimahullah menjelaskan: “Lantaran mereka (para sahabat) mengetahui, (bahwa) beliau shallallahu alaihi wa sallam tidak suka dihormati dengan (cara) berdiri karena ingin bertawadhu’ pada Rabbnya. dan berbeda dengan kebiasaan orang-orang yang angkuh dan arrogan.
Syaikh Al Albani mengatakan: “Kalau Nabi saja tidak menyukai untuk dihormati dengan berdiri, padahal beliau terjaga dari bisikan-bisikan setan. Maka sudah tentu beliau tidak menyukai perbuatan ini pada selain dirinya yang masih bisa berpotensi terfitnah.”
Sumber: An-Nabiyyu Mu’alliman, Prof. Dr Fadhl Ilahi, Cet. I.
Previous
Next Post »
Thanks for your comment