Orang yang terlalu banyak tertawa akan dipandang sebelah mata. Tak pelak lagi, suka tertawa di usia muda lebih ringan dan lebih ditoleransi ketimbang dilakukan oleh orang-orang tua. Adapun senyuman dan bermuka ceria, adalah kondisi yang lebih baik dari semua itu. Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah”.
Jarir radhiyallahuanhu berkata: “Tidaklah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memandangku kecuali dengan tersenyum”. (Muttafaqun ‘alaihi).
Inilah akhlak Islam. Martabat yang tertinggi, ialah seorang yang suka menangis pada malam hari dan banyak senyum pada siang hari. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Kalian tidak bisa menguasai manusia dengan harta kekayaan kalian, akan tetapi dari kalian adalah keramahan air muka”. (Hadis Hasan lighairihi riwayat al-Bazzar).
Ada satu hal yang tersisa, seorang yang sering tertawa dan suka mengumbar senyum, seyogyanya menahan diri dari perbuatan itu, supaya tidak diremehkan oleh khalayak. Seorang yang mahal senyum, suka cemberut, sepatutnya mulai tersenyum dan membenahi akhlaknya, serta mencela dirinya atas keburukan perilakunya. Segala penyimpangan dari yang lurus adalah tercela. Oleh karenanya, jiwa mesti diajak bermujahadah dan dibina.
Ibnu Baththal rahimahullah mengatakan: “Bahwasannya yang pernah pantas diikuti dari perbuatan Beliau shallallahu alaihi wasallam, ialah apa yang lebih sering beliau lakukan”.
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata: “Kesimpulan yang nampak dari keseluruhan hadits, bahwasannya kondisi umum bBliau shallallahu alaihiwassalam ialah tersenyum. Kadang-kadang lebih dari itu, hingga beliau tertawa. Namun kondisi yang dibenci, ialah sering melakukan atau berlebihan di dalamnya, karena akan mengikis kewibawaan”.
ConversionConversion EmoticonEmoticon