Buktikan Cintamu Jangan Nodai


http://markasmuslim14.blogspot.co.id/


Setiap orang yang beriman kepada Allah swt dan hari akhir, pasti dan seharusnya memiliki rasa cinta kepada Allah swt dan Rasul-Nya, rasa cinta ini wajib didahulukan di atas segala cinta kepada mahluk lain termasuk orang yang paling kita sayangi pun bahkan kecintaan kita kepada Allah swt dan Rasul-Nya harus melebihi kecintaan kita kapada diri sendiri. Rasulullah saw bersabda,
Tidak akan sempurna iman salah seorang diantara kalian sampai ia menjadikan aku lebih ia cintai daripada cintanya kepada anak, orang tua dan semua manusia (HR. Bukhari)
Dan keinginan agar dimasukkan ke dalam Surga, merupakan motivasi lain dalam mencintai Rasulullah saw. Dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Malik bin Anas ra, beliau mengatakan:
Ketika aku keluar dari mesjid bersama Rasulullah saw, kami dijumpai oleh seorang lelaki di serambi masjid. Orang itu bertanya, “Wahai Rasulullah, kapan kiamat tiba?” Rasulullah saw belik bertanya kepada orang itu :”Apa yang telah engkau persiapkan untuk (menyambut) nya?” Anas mengatakan: “seakan-akan lelaki itu tertunduk diam,” kemudian lelaki itu berkata, “Aku tidak menyiapkan (maksudnya, aku belum membekali dengan)aShalat, Puasa, ataupun Shadaqah sunat yang banyak, akan tetapi aku cinta kepada Allah dan Rasul-Nya”. Mendengar ini Rasulullah saw bersabda. “Engkau bersama orang yang engkau cintai” (HR Bukhari, no. 6171; Muslim, no. 2639).
Mendengar sabda beliau saw para sahabat sontak bergembira, sampai-sampai Anas mengatakan : Setelah memeluk agama Islam, kami tidak pernah merasakan kebahagiaan yang lebih hebat dibandingkan dengan kebahagiaan karena mendengar sabda Rasulullah “Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai”.
Mengapa mereka sangat bahagia? Karena mereka telah diberitahu, bahwa dengan kecintaan yang benar kepada Allah swt dan Rasul-Nya, seseorang dapat mencapai derajat yang sulit didapatkan dengan amal perbuatan. Karena amal terkadang bisa ternodai dengan hal-hal yang dapat merusaknya, bahkan mengurangi nilai pahala dari amal tersebut dan membuat orang yang mengerjakannya patah semangat. Akan tetapi, jika di dalam hati seseorang selalu ada cinta yang ikhlas kepada Allah dan Rasul-Nya, maka kekuarangan-kekurangan itu bisa tertutupi. Oleh karena itu, Anas menyatakan : “Aku cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, Abu Bakar dan Umar. Aku berharap bisa bersama mereka, meskipun aku tidak bisa beramal dengan amal-amal mereka”.
Namun itu bukan berarti bahwa cinta terpisah dari amal, atau dengan kata lain orang yang mencintai tidak perlu taat kepada yang dicinta… sama sekali tidak! Pengakuan cinta yang terlontar dari mulut, haruslah dibuktikan dengan amal yang nyata. Bagaimana membuktikan cinta Allah dan Rasul-Nya? Tentu dengan melaksanakan amalan-amalan yang disyariatkan oleh Allah swt melalui Al-Quran dan mengikuti sunnah Rasulullah saw, bukan dengan yang lain. Karena jika tidak demikian, bukannya akan menambah kecintaan, justru akan menodai kecintaan kita kepada Allah swt dan Rasul-Nya.
Terakhir sebagai bukti cinta kepada Allah swt adalah Ittiba’ kepada Rasulullah saw dan ini merupakan bukti kecintaan kita kepada Rasulullah saw. Allah swt berfirman
Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun Maha Penyayang (Qs Ali Imran: 31).
Dan dalam sebuah hadits yang dishahihkan oleh Syaikh al Albani rahimahullah, dalam Shahih Tirmidzi, Rasulullah saw bersabda: Aku didatangi Rabb-ku dalam mimpi, lalu Dia berfirman kepadaku, “Wahai Muhammad! Katakanlah : “Wahai Allah, aku meminta kepadaMu kecintaan kepadaMu, kecintaan kepada orang yang mencintaimu, serta aku meminta amalan yang bisa mengantarkan aku kepada cintaMu”.
Previous
Next Post »
Thanks for your comment