Untukmu yang Merasa Tersakiti



http://markasmuslim14.blogspot.co.id/


Para pembaca di manapun anda berada berkut adalah pemaparan dan nasehat untuk kita agar bisa ikhlas dan bersabar ketika kita disakiti oleh orang lain yang disampaikan oleh Ustad Muhammad Nuzul Dzikri. Berikut penjelasannya.

Ada sebuah tips yang disampaikan oleh Syaikhul islam Ibnu Taimiyah beliau mengatakan, “Apabila anda melihat seseorang disakiti oleh manusia, lalu dia tidak mengembalikannya kepada dirinya sendiri, dan dia tidak beristigfar kepada Allah, maka sesungguhnya itulah musibah yang sejati” karena Allah telah berfirman :

Dan musibah apapun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu) (QS. Asy-Syura: 30).

Jadi ketika kita disakiti orang, difitnah orang, digibahin orang, itu pasti ada peran dosa, maka ketika kita menghadapi kondisi demikian, sepatutnya kita melakukan intropeksi diri dan melakukan evaluasi terhadap dosa-dosa kita. Jika kita misalkan digibah/dibicarakan oleh orang lain, maka pertama cek apa kritikan mereka kepada kita, jika memang benar, yang harus kita lakukan adalah memperbaiki kesalahan tersebut. Akan tetapi bila itu adalah sebuah fitnah berarti kita bersih dari kesalahan. Kejadian seperti ini sebenarnya disebabkan oleh kesalahan kita dikesampatan yang lain yang telah berlalu tetapi Allah balas sekarang melalui kejadian tersebut (ketika orang menggibahi kita).

Fokus kita jangan hanya menyalahkan yang menfitnah, jangan hanya menyalahkan yang mencaci ataupun seseorang yang menyakiti kita, akan tetapi salahkan dosa yang pernah kita lakukan. Karena itu pasti terjadi karena perbuatan dosa kita. Diantara Hikmah yang dapat kita petik jika kita tahu kesalahan tersebut sebenarnya berasal dari kita, dan dari dosa yang telah kita lakukan adalah akan membuat kita tidak terlalu ngotot kepada orang, walaupun secara kasat mata dialah yang bersalah. Contohnya ketika kita meyenggol mobil orang dan membuatnya tergores, apakah kita akan marah? Tentu tidak, karena kita mengetahui bahwa kitalah yang bersalah, saat kita merasa bersalah kita tidak akan ngotot dan tidak merasa terlalu sakit hati.


Dengan menanamkan konsep seperti ini akan membuat kita semakin dewasa, kita akan berkembang, akan tetapi jika kita sibuk menyalahkan orang lain, mengkambing hitamkan orang lain dan fokus kita hanya tertuju kepada orang yang menyalahkan kita maka diri kita tidak akan berkembang. Sebagai contoh, ketika ada orang yang menfitnah kita, dan membuat kita sakit hati, kemudian karena merasa sakit hati kita menelpon teman kita dan menceritakan apa yang terjadi kepada kita, dan menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk menceritakan dia, maka waktu kita akan terbuang sia-sia, bahkan dapat menambah dosa kita. Bandingkan jika kembalikan kepada diri sendiri, mengaudit ulang diri kita, melakukan instropeksi diri dan mencari kesalahan-kesalahan kita, kemudian memohon ampun kepada Allah atas kesalahan tersebut dan memperbaiki diri, tentulah hal ini jauh lebih baik untuk dilakukan. Dan jika pola ini yang kita lakukan, senantiasa mengembalikan segala sesuatu pada diri sendiri dan selalu melakukan intropeksi diri, maka hidup kita pasti akan berkembang dan lebih bermakna.

Kata syaikh Abdul Razzak bin Abdul Mussin Al Abbat, Konsep muslim itu dua, akui nikmat Allah dan Akui kesalah kita. Dengan demikian seluruh fasilitas yang ada di dunia baik itu harta, kendaraan, keluarga kita akan menyadari bahwa itu semua datangnya dari Allah swt. dan apapun masalah yang kita hadapi itu disebabkan karena dosa. Jadi konsep kita hidup adalah mengakui nikmat Allah swt lalu kita bersyukur dan kita mengakui kesalah kita kemudian memohon ampun beristigfar kepada Allah swt. Biarkan Allah yang membalas orang yang telah menyakiti kita karena azab Allah lebih pedih ketimbang pembalasan yang akan kita lakukan kepadanya. Jadi biarkan Allah yang membalaskan, kita fokus untuk memperbaiki diri. Sebenarnya ketika kita disakiti, ini merupakan infestasi akhirat karena dosa kita akan diampuni, derajat kita ditinggikan dan pahala orang yang menyakiti kita akan ditransfer kepada kita. Karena ketika orang mencela kita maka pada saai itu pahala orang tersebut akan ditransfer kepada kita. Sebagai perbandingan ketika misalnya ada orang yang menstransfer uang sebanyak sepuluh juta di tabungan kita, apa yang akan kita rasakan, apakah kita akan memarahi orang tersebut? Tentu tidak malah kita akan berterima kasih kepadanya karena telah memberikan uangnya kepada kita. Apalagi yang diberikan adalah pahala yang nilainya jauh lebih besar daripada uang. Jadi ketika kita dicaci oleh orang lain hal yang harus kita lakukan pertma-tama adalah instropeksi diri dan beristigfar kepada Allah. Bukan malah balik mencaci dan bahkan sampai marah-marah. Semoga bermanfaat.

Wallahua’lam bissawab
Previous
Next Post »
Thanks for your comment