Libatkan Allah dalam Setiap Aspek Kehidupan



http://markasmuslim14.blogspot.co.id/

Pada postingan sebelumnya kita telah membahas solusi ketika hati kita disakiti orang lain baca Untukmu Yang Merasa Tersakiti. Pada kesempatan ini kita akan membahas ketergantungan kita kepada Allah swt dalam segala aspek kehidupan, khususnya bagi para penuntut ilmu.
Para penuntut ilmu harus memiliki konsep harus mendekat kepada Allah, dalam setiap aspek kehidupan mereka, dalam setiap langkah mereka, dalam setiap aktivitas mereka sesuai dengan firman Allah di dalam surah Al-Imran ayat 191
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring… (QS. Ali ‘Imran [3]: 191).
Senantiasa hati-hati para penuntut ilmu terpaut kepada Allah, ketergantungan kepada Allah, memiliki rasa tawakkal yang mendalam kepada Allah. Bagi orang-orang yang senantiasa duduk di majelis ilmu, maka dia harus memiliki konsep ini. Semua dikaitkan dengan Allah swt. ilmu dapat membuat kita semakin dekat kepada Allah, ilmu membuat kita mengetahui betapa hebatnya Allah swt. Salah satu penyakit penuntut ilmu adalah jauh kepada Allah, yang dikarenakan pola pikirnya masih dipenuhi dengan kecintaan terhadap dunia.
Syaikhul islam Ibnu Taimiyah dalam kitabnya Al Wasiyatu Sugra memberikan tips kepada kita ketika berhadapan dengan perbedaan para ulama. Misalnya tentang hukum salat berjamaah bagi kaum lelaki, ketika safar atau saat melakukan perjalanan, pertanyaannya adalah jika kita menemukan perbedaan tersebut apa yang pertama kali kita harus lakukan? Apakah kita langsung bertanya kepada ahlinya atau kita langsung mencari referensi berkaitan dengan masalah tersebu? Kata beliau tidak, karena yang pertama kali harus kita lakukan adalah mengangkat tangan dan memohon do’a kepada Allah swt. Setelah itu barulah kita bertanya kepada guru kita, kepada ustad, dan mencari referensi yang berkaitan tentang masalah tersebut. Dan kita harus mengingat bahwa semuanya harus di awali dengan berdo’a dan bertawakkal kepada Allah swt.
Imam bukhari ketika hendak menuliskan hadis dari Rasulullah saw beliau selalu melakukan salat istikharah, hal ini dilakukan agar beliau mendapat petunjuk dari Allah dan hanya bertawakal kepada-Nya. untuk satu kitab saja beliau melakukan lebih dari 9000 salat istikharah ini menunjukkan betapa kuatnya ketergantungan beliau kepada Allah swt. Diriwayatkan bahwa ketika menghadiri sebuah majelis belau tidak pernah mencatat dan hanya mendengarkan. Beliau mencatat setelah tiba di rumah dan jarak antara rumah dan tempat beliau menuntut ilmu adalah satu bulan perjalanan. Bisa dibayangkan betapa kuat daya ingat beliau. Jika orang secerdas imam bukhari saja masih berkonsultasi kepada Allah, apatah lagi dengan kita dengan segala kekurangan yang kita miliki. Maka tidak ada alasan bagi kita untuk tidak meminta petunjuk kepada Allah swt.
Mari kita evaluasi diri kita, selama kita hidup sudah berapa kali kita melakukan salat istikharah? Ini merupakan salah satu cara kita menimbang sejauh mana ketergantungan kita kepada Allah swt. Allah swt berfirman di dalam surah At-Talaq:
dan barang siapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu (QS. At-Talaq [65]: 3).
Para nabi dan rasul ketika mereka dihadapkan dengan masalah maka mereka akan langsung melakukan salat dua rakaat meminta petunjuk Allah swt. Kata para ulama, siapa diantara kita yang ditimpa sebuah masalah maka hendaklah dia menghubungi Allah terlebih dahulu sebelum menghubungi manusia. Ketika misalnya ban motor kita bocor? Siapakah yang pertama kali kita hubungi? Ingatlah yang membuat ilmu kita menjadi tidak berkah adalah karena kita melupakan Allah swt, kita bertawakkal kepada manusia padahal belum tentu dia bisa membantu kita. Dekatkan diri kita selalu kepada Allah swt. Ini adalah kunci sukses agar ilmu yang kita dapatkan mendapatkan keberkahan. Maka kita tidak sepatutnya meminta petunjuk dan pertolongan selain kepada-Nya, dan hendaklah kita senantiasa mendekatnya diri kepada Allah swt.

Previous
Next Post »
Thanks for your comment