Mengenal Hakikat Kehidupan Dunia



http://markasmuslim14.blogspot.co.id/


Kaum muslimin dimana pun anda berada semoga Allah senantiasa memberikan kita kekuatan untuk melaksanakan agama ini, untuk dapat menjalankan perintah-perintah Allah sampai kematian menjemput kita. Sebagai seorang muslim kita sepatutnya tidak malu memperlihatkan keislaman kita baik dari segi penampilan, tutur kata dan perbuatan, arena kita harus dengan bangga dengan keislaman kita.

Mengenal sesuatu membuat kita mengetahui bagaimana sikap kita terhadap sesuatu tersebut. Sama halnya dengan dunia, pada dasarnya dunia ini sifatnya sementara, akan tetapi tidak sedikit manusia yang rela membayar mahal untuk sesuatu yang sifatnya sementara dan akan dia tinggalkan. Kita terkadang rela bekerja banting tulang, memeras keringat dari pagi hingga petang hanya untuk mendapatkan gaji atau upah yang sebenarnya tak seberapa. Akan tetapi untuk akhirat yang luasnya seluas langit dan bumi berapa porsi waktu yang kita berikan hanya sekedarnya saja, dan kita mencukupkan diri dengan yang sedikit jika itu. Hal ini terjadi tentunya karena ketidak tahuan kita terhadap hakikat dunia yang seseungguhnya. Bagaimana sebenarnya Hakekat dunia? Berikut penjelasannya.

Pertama: Dunia Ini Hanya Permainan
Dunia ini ibarat sebuah game yang akan selesai dan akan ada ujungnya. Begitu juga keberadaan Kita di dunia ini yang akan berakhir suatu saat. Allah swt. Berfirman

"Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning dan kemudian hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu". (QS. Al-Hadid [57]: 20).

Ayat tersebut menjelaskan bahwa dunia ini isinya berbangga-bangga, membanggakan harta kekayaan, anak keturunan, ibarat hujan yang menumbuhkan tanaman yang membuat petani senang, akan tetapi kesenangan itu tidaklah lama. dan di akhirat kelak ada dua, azab yang pedih atau ampunan dari Allah dan keridhoan-Nya. Dan sebagai manusia kita diberikan pilihan memilih ampunan Allah swt atau sebaliknya.

Hasan Al Basri mengatakan bahwa cinta kepada dunia merupakan dosa yang besar, beliau mengatakan “Aku sangat takjub kepada seseorang yang menganggap cinta dunia tidak termasuk dosa besar, demi Allah cinta dunia itu termasuk dosa yang sangat besar karena dosa-dosa besar yang ada di dunia ini terjadi karena cinta kepada dunia”. Kita lihat kasus-kasus pembunuhan, pemerkosaan, korupsi yang merupakan dosa besar, semua ini terjadi karena cinta kepada dunia yang membuat orang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan dunia.

Kedua: Dunia Ini Tidak Lama Dan Akan Berakhir
Ketika seseorang telah meninggalkan dunia ini kemudian dibangkitkan dan dikumpulkan di padang Mashyar kemudian mereka di Tanya berapa lama kamu di dunia, merekapun menjawab, kami di dunia beberapa waktu dari siang hari. Allah swt menginformasikan kepada kita tentang apa yang akan diucapkan orang-orang yang sudah meninggalkan dunia ini bahwa kehidupan mereka di dunia ini tidak lain hanyalah seperti waktu dhuha atau sore hari. Rasulullah saw mengatakan, umur ummatku antara 60-70 tahun, dan hanya sedikit yang umurnya lebih dari 70 tahun. Ini menegaskan kepada kita bahwa kehidupan kita di dunia ini memang sangatlah singkat. Rasulullah saw bersabda, aku hidup di dunia ini hanya seperti seorang pengendara di panas yang terik kemudian berhenti di sebuah pohon untuk berteduh, setelah itu meninggalkannya. Dan itulah hakekat dunia yang hanya sebentar.

Ketiga: Dunia Ini Berputar Tidak Berhenti Disatu Kondisi
Ini berarti di dalam mengarungi kehidupan di dunia ini kita tidak akan selalu berada di atas, ada kalanya kita akan berada di bawah karena dunia akan terus berputar. Di dalam kehidupan ini kita tidak akan menemukan kesenangannya yang dirasakan terus-menerus. Betapa banyak orang yang tertawa dipagi hari akan tetapi disore hari dia menangis, dan seperti itulah kehidupan dunia yang kegembiraan dan kebahagiaannya bercampur dengan kesedihan. Sebagai contoh nyata, mari kita lihat sekitar kita orang-orang yang dulunya muda kini menjadi tua, yang cantik kini menjadi keriput, yang kuat kini menjadi lemah, itulah kehidupan dunia yang selalu berputar dan tidak berhenti hanya pada satu kondisi.

Keempat: Dunia Ini Nilainya Sedikit
Suatu ketika Rasulullah saw masuk ke sebuah pasar bersama para sahabat dan mendapati seekor kambing kecil yang cacat telinganya dan sudah menjadi bangkai, kemudian beliau memegang kambing tersebut dan mengatakan kepada para sahabat, siapa yang mau membeli kambing ini satu dirham? Kemudian para sahabat menjawab walau gratispun kami tidak mau. Kemudian nabi kembali bertanya apakah kalian mau kambing ini jadi milik kalian? Akhirnya para sahabat menjawab, demi Allah kalaupun kambing ini hidup kami tidak akan membayarnya apalagi sekarang kambing ini telah menjadi bangkai. Kemudian Rasulullah menjawab Demi Allah dunia ini lebih rendah nilainya disisi Allah daripada kambing ini dimata kalian. Itulah dunia yang pada dasarnya sangatlah rendah di sisi Allah, Maka jangan sampai kita melupakan hakekat dunia ini.

Kelima: Dunia Ini Penjara/Tempat Pengasingan
Di dunia ini kita sebenarnya hidup dalam pengasingan, dunia bukanlah asal kita yang sebenarnya, karena kita sebenarnya berasal dari surga Allah swt. Akan tetapi iblis mengeluarkan kita karena kedengkian mereka kepada nabi Adam as, akhirnya kita terasingkan di dunia ini. Rasulullah saw mengatakan, dunia itu penjaranya orang beriman dan surganya orang kafir. Mengapa demikian? Seorang mukmin bagaimanapun kayanya dan bagaimanapun bahagianya di dunia ini dia bagaikan hidup di dalam penjara karena tetap harus menaati aturan yang telah ditetapkan oleh Allah dan tidak pernah benar-benar bebas melakukan apapun. Akan tetapi dibandingkan dengan apa yang telah Alah siapkan baginya di surga maka kebahagian di dunia ini sama sekali tidak ada artinya. Sebaliknya orang kafir, bagaimana pun susahnya dia di dunia ini dibandingkan dengan azab Allah yang ada di neraka dia seperti berada di surga saat di dunia. Fatah Al Mausih dalam tafsir Ibnu Katsir berkata, kita dahulu adalah penghuni surga, kemudian kita ditawan oleh iblis di dunia, selama di dunia yang ada adalah kesedihan, kegalauan, kebingungan sampai kita kembali ke tempat asal kita (surga) barulah kita akan tenang.

Keenam: Kita Akan Mati Dan Kita Akan Dibangkitkan
Setelah kehidupan dunia ini akan ada kebangkitan dan ada hisab sebagaimana Allah swt berfirman

"maka apakah kamu mengira bahwa kami menciptakan kamu main-main (tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?" (QS. Al-Mu’minun [23]: 115).

Kita harus tahu bahwa kita diciptakan tidaklah sia-sia, akan ada hari kebangkitan kelak dimana kita akan mempertanggung jawabkan semua hal yang telah kita perbuat di dunia ini. Jika sekiranya dengan mati maka semua masalah selesai maka jalan terbaik adalah bunuh diri, akan tetapi tidak demikian, karena mati bukanlah sebuah akhir dari perjalanan kita melainkan awal dari kehidupan kita yang abadi. Para perampok, pembunuh yang hari ini mungkin bebas dari pengadilan dunia, kelak dia akan diadili di akhirat dan tak ada satupun yang akan luput dari pengadilan Allah swt. Semuanya akan ditampilkan dihadapan kita, tanpa ada satupun yang tersembunyi.
 
Baca Juga:
 
Setalah kita mengetahui hakikat kehidupan dunia, maka sekarang pertanyaannya bagaimana sikap kita terhadap dunia ini? Silahkan dilanjutkan membacanya. Sikap kita terhadap dunia ini adalah sebagai berikut:

Pertama: Jadilah Seperti Seorang Perantau
Kita seharusnya menjadi seperti seorang perantau di dunia ini, karena kampung kita yang sebenarnya adalah di akhirat. Apakah kita mau menjadi orang kaya yang hartanya ia tinggalkan di dunia dan tanpa membawa apapun untuk kehidupan akahiratnya. Oleh karena itu kita seharusnya fokus untuk menyiapkan bekal akhirat kita. Mengejar dunia tidaklah dilarang akan tetapi yang harus diingat adalah persentase yang disediakan untuk kehidupan akhirat harus lebih besar dari kehidupan dunia.

Kedua: Jangan Rebutan
Ketika kita sudah tahu hakikat kehidupan dunia ini, maka seharusnya sikap kita sebagai seorang muslim adalah tidak berebut dengan orang-orang yang cinta dunia. Rasulullah saw pernah bersabda kepada para sahabat, Demi Allah aku tidak takut kalian ditimpa kefakiran, yang aku takutkan malah ketika pintu dunia dibuka lebar-lebar untuk kalian kemudian kalian berlomba-lomba untuk mendapatkannya. Inilah hal yang ditakutkan Rasulullah ketika pintu dunia dibuka lebar-lebar untuk kita, yang membuat kita terbuai dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya dan pada akhirnya dunia akan menghancurkan kita sebagaimana telah menghancurkan orang-orang sebelum terdahulu. Inilah sifat manusia, Kadang kala kita ketika dibukakan pintu reski kita menjadi lupa kepada Allah swt. Perlu kita ketahui, Allah memberikan dunia ini kepada semua orang, akan tetapi Allah tidak membagikan iman kecuali kepada orang yang Allah cintai. Jadi ketika kita ingin melihat apakah Allah swt cinta kepada kita, jangan lihat harta kita, kedudukan atau jabatan kita, jangan lihat rumah kita dan kendaraan kita yang mewah, akan tetapi lihat iman kita, bertambah atau tidak.

Ketiga: Jangan Jadikan Dunia Ambisimu
Sebagai seorang muslim kita tidak seharusnya teregun melihat kekayaan dan harta orang kafir yang begitu banyak, karena sesungguhnya Allah swt ingin mengazab mereka dengan harta mereka di dunia dan akhirnya mereka mati dalam keadaan kafir. Azab yang dimaksud disini adalah kegundahan, keresahan, kebingungan. Karena orang yang menjadikan dunia sebagai ambisinya dia akan bingung dalam kehidupan ini dan tidak pernah merasa cukup. Rasulullah saw bersabda, barang siapa yang menjadikan akhirat sebagai ambisinya, Allah akan jadikan kekayaan di hatinya, urusannya akan dimudahkan, dunia akan datang kepadanya, dan barang siapa yang dunia menjadi ambisinya, Allah akan menampakkan kefakiran didepan matanya.

Keempat: Jangan Membuang-Buang Waktu
Kita semua tahu waktu kita di dunia ini hanya sebentar dan kita tidak tahu kapan waktu kita akan selesai. Oleh karena itu jangan membuang-buang waktu untuk hal yang sia-sia. Rasulullah mengatakan manfaatkan 5 hal sebelum datang 5 hal. Kelima hal yang dimaksud adalah,Yang pertama masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, kekayaanmu sebelum engkau miskin, masa luangmu sebelum datang masa sempitmu dan hidupmu sebelum datang matimu.

Inilah beberapa penjelasan tentang hakikat sebenarnya dari dunia ini serta penjelasan bagaimana seharusnya sikap kita sebagai seorang muslim terhadap dunia ini agar kita tidak terjerusmus ke dalam godaan dunia yang pada akhirkan hanya akan membinasakan kita. Bersegeralah mencari bekal menuju akhirat karena disanalah kehidupan kita yang sebenarnya, kehidupan yang kekal abadi dimana tidak akan ada lagi kesedihan, segundahan, dan kekhawatiran. Yang ada hanya kebahagiaan yang akan kita rasakan terus-menerus tanpa ada putus-putusnya. Mudah-mudahan apa yang telah dijelaskan bisa bermanfaat bagi kita semua dan menjadi bahan pertimbangan kepada kita agar kita senantiasa mendahulukan akhirat dan menjadikan waktu kita di dunia ini sebagai sarana untuk mendapatkan amal soleh sebanyak-banyaknya. Amin ya rabbal alamin.


Previous
Next Post »
Thanks for your comment