Puasa memiliki pengaruh
mengagumkan dalam memelihara anggota tubuh yang di zhahir dan kekuatan batin, menjaga keseimbangan
metabolisme dari unsur-unsur perusak,
yang apabila sudah mendominasi akan merusaknya;
membersihkan partikel-partikel yang mahal menghambat kesehatannya.
Maka puasa menjaga kesehatan
hati dan kesehatan anggota badan,
mengembalikan kepadanya apa yang telah terkikis syahwat. Puasa
merupakan faktor penting untuk mewujudkan untuk mewujudkan ketakwaan, sebagaimana Allah subhanahu wata’ala
berfirman:
”Hai
orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu, agar kamu bertaqwa”. (Qs. Al-Baqarah [2]: 183).
Nabi sallallahu alaihi wasallam bersabda: (Puasa adalah perisai)
dan beliau sallallahu alaihi wasallam memerintahkan untuk berpuasa bagi orang
yang mempunyai keinginan menikah sudah menggebu-gebu, (tetapi) ia tidak mempunyai kesanggupan
untuk itu. Beliau
shallallahu alaihi wasallam menjadikannya sebagai pengendali syahwat.
Maksudnya adalah ketika
kemaslahatan-kemaslahatan
puasa itu dapat terdeteksi oleh akal yang sehat,
fitrah yang lurus, maka Allah mensyariatkannya sebagai rahmat dan
wujud curahan kebaikan bagi mereka,
serta sebagai cara untuk memelihara dan perisai (dari
maksiat dan dari neraka) bagi
mereka.
Sumber: Zadul-Ma’ad fi
Hadyi Khairil-‘Ibad, Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Darul-Kutubil-‘Ilmiyyah
(1/211-212).
ConversionConversion EmoticonEmoticon