Hakikat Cinta Nabi shalallahu alaihi wasallam part 1



http://markasmuslim14.blogspot.co.id/
Allah subhanahu wa ta’ala telah mengutus Rasulullah shalallahu alaihi wasallam untuk menjelaskan kandungan makna syahadatain dan memerintahkan beliau shallallahu alaihi wa sallam untuk memerangi manusia hingga bersaksi dengannya. sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai bersaksi sesungguhnya tiada sesembahan yang benar kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah (Syahadatain), menegakkan Shalat dan menunaikan Zakat. Apabila mereka melakukan hal tersebut, maka terjaga dariku darah dan harta mereka, kecuali dengan hak Islam, dan hisab mereka pada Allah (HR. Bukhari dalam Kitab Al-Iman, no. 25).
Demikian juga Allah subhanahu wa ta’ala menjadikan ketaatan kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam sebagai konsekuensi dari syahadatain dan jalan menuju kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Allah akan memberikan balasan Surga bagi orang-orang yang taat kepada Beliau shallallahu alaihi wa sallam.
Dijelaskan di dalam Alquran surat an-Nisa ayat 13 yang artinya
Barang siapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam Jannah yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar. (Qs an-Nisa: 13).
Ibnu Taimiyah rahimahullah menjelaskan, ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya merupakan pokok kebahagiaan dan keselamatan. Karena dengan diutusnya beliau shallallahu alaihi wasallam sebagai Rasul Allah, maka manusia dapat membedakan kebenaran dan kebatilan dalam seluruh perkaranya.
Demikian tinggi dan agung ya kedudukan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di sisi Allah, sehingga Allah mewajibkan kepada hamba-hambanya beberapa hak dan kewajiban seputar beliau. Di antaranya, mencintai dan mengagungkannya melebihi diri hamba itu sendiri, bahkan melebihi kecintaan kita kepada orang lain selain beliau. Syaikhil Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, cinta kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam termasuk kewajiban terbesar dalam agama.
Disebutkan di dalam sabda Beliau shallallahu alaihi wa sallam
Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sehingga menjadikan aku lebih ia cintai dari orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia. (HR. Bukhari, no.14)
Kewajiban Mencintai Rasulullah
Mencintai Rasulullah hukumnya wajib. Bahkan termasuk kewajiban terbesar dalam agama. Tidak sempurna iman seorang hamba, kecuali dengannya. Oleh karena itu, Allah memerintahkan umat ini untuk mencintai Rasulullah melebihi dirinya, keluarga, harta dan seluruh manusia. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman di dalam Al-Quran
Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri istri, kaum keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalannya, maka tunggulah sampai Allah datangkan keputusan-Nya”. dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS. At-Taubah : 24).
Al Qodhi Iyadh menyatakan, ayat ini cukup menjadi anjuran dan bimbingan serta hujjah untuk mewajibkan mencintai Beliau shallallahu alaihi wa sallam dan kelayakan beliau mendapatkan kecintaan tersebut, karena Allah menegur orang yang menjadikan harta, keluarga, dan anaknya lebih dicintai dari Allah dan Rasul-Nya dan mengancam mereka dengan firman-Nya (maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusannya), kemudian di akhir ayat Allah menamakan mereka sebagai orang fasiq dan memberitahukan, bahwa orang tersebut termasuk sesat dan tidak mendapatkan petunjuk Allah. Sebagaimana Firman Allah dalam alquran surah yang lain berkaitan dengan hal tersebut:
Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari mereka sendiri. (Qs. Al-Ahzab : 6).
Ayat ini menunjukkan, orang yang tidak menjadikan Rasulullah sallallahu alaihi wasallam lebih utama dari dirinya sendiri, maka dia termasuk bukan mukmin. Hal ini menunjukkan bahwa kewajiban mencintai Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melebihi dirinya sendiri. Sebagaimana Firman Allah
Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cinta kepada Allah. (Qs al-Baqarah :165). Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Qs Ali Imran: 31).
Allah telah menjadikan ittiba (mengikuti Rasul-Nya) sebagai bukti dan dalil kebenaran cinta Allah. Hal ini dapat diwujudkan, hanya telah iman kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam dan iman kepada Beliau harus terwujudkan syarat-syaratnya, di antaranya mencintai Nabi sallallahu alaihi wasallam, sebagaimana diberitakan Abu Hurairah:
Demi Dzat yang dijiwaku di tanganNya. Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian, hingga menjadikan aku lebih ia cintai dari anaknya dan orang tuanya. (HR. Bukhari, no. 13).
Juga hadits Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
Tiga hal, yang apabila seorang memilikinya, maka akan mendapatkan manisnya; orang yang menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selainnya, orang yang mencintai seorang hamba hanya karena Allah, dan orang yang benci kepada kekafiran setelah Allah sematkan darinya sebagaimana benci dilemparkan ke neraka. (HR. Bukhari, no. 16).
Masih banyak hadits-hadits yang menjelaskan wajibnya mencintai Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Sehingga pantaslah bila Syaikhul Islam rahimahullah menyatakan, cinta Allah dan Rasul-Nya termasuk kewajiban iman terbesar dan pokok, dan kaidah iman yang teragung. Bahkan dia merupakan landasan semua amalan iman dan agama.
Previous
Next Post »
Thanks for your comment