Bismillah…
Alhamdulillah senantiasa kita mengucap syukur kehadirat Allah swt yang hingga saat ini tak henti-hentinya memberikan kita kenikmatan dan umur yang panjang sehingga hari ini kita masih bisa merasakan nikmatnya bulan ramadhan. Tak terasa kita kembali memasuki bulan yang penuh berkah ini, bulan dimana diturunkannya Al-Quranul Karim yang merupakan kitab suci umat Islam dan menjadi petunjuk bagi manusia. Pada kesempatan kali ini kami akan memfokuskan pembahasan seputar Bulan Ramadhan. Karena sekarang kita telah memasuki bulan yang Paling mulia dari semua bulan.
Di bulan yang mulia ini semua umat Islam melaksanakan puasa kecuali yang mendapat udzur untuk tidak melaksanakan puasa. Sebagai salah satu dari kelima rukun Islam, puasa ramadhan memegang peranan penting dalam membentuk karakter keimanan seseorang. Dimana Allah swt telah berfirman di dalam Al-Quran.
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang ditentukan. Maka barang siapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.” (QS. Al-Baqarah: 183-184).
Ayat ini menjadi dalil yang jelas bagi kita semua tentang keutamaan berpuasa di bulan Ramadhan, sebagaimana umat-umat terdahulu juga diwajibkan berpuasa oleh sang Khalik, Allah swt. apatah lagi sebagai seorang beriman yang senantiasa tunduk dan patuh kepada perintah Allah swt, maka wajib hukumnya kita melaksanan puasa di bulan yang mulia ini.
Di bulan yang mulia ini semua umat Islam melaksanakan puasa kecuali yang mendapat udzur untuk tidak melaksanakan puasa. Sebagai salah satu dari kelima rukun Islam, puasa ramadhan memegang peranan penting dalam membentuk karakter keimanan seseorang. Dimana Allah swt telah berfirman di dalam Al-Quran.
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang ditentukan. Maka barang siapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.” (QS. Al-Baqarah: 183-184).
Ayat ini menjadi dalil yang jelas bagi kita semua tentang keutamaan berpuasa di bulan Ramadhan, sebagaimana umat-umat terdahulu juga diwajibkan berpuasa oleh sang Khalik, Allah swt. apatah lagi sebagai seorang beriman yang senantiasa tunduk dan patuh kepada perintah Allah swt, maka wajib hukumnya kita melaksanan puasa di bulan yang mulia ini.
Baca Juga:
Konsistensi Nabi shallallahu alaihi wasallam Dalam Beristighfar
Secara etimologi, puasa berarti menahan. Sedangkan secara syar’i, puasa barmakna menahan diri dari makan, minum, jimak dan lain-lain yang disebutkan dalam syariat, pada siang hari (bulan Ramadhan).
Berikut adalah beberapa hadits yang berkaitan dengan puasa di Bulan Ramadhan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الصِّيَامُ جُنَّةٌ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَجْهَلْ وَإِنْ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ مَرَّتَيْنِ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ تَعَالَى مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ يَتْرُكُ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ وَشَهْوَتَهُ مِنْ أَجْلِي الصِّيَامُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا
“Puasa adalah perisai. Maka janganlah dia berkata-kata kotor dan berbudat bodoh. Apabila ada orang lain yang memerangi atau mencacinya, hendaklah dia katakan, ‘Aku sedang puasa’ (dua kali). Demi Tuhan yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah ta’ala daripada bau minyak kasturi. Dia rela meninggalkan makanan, minuman, dan syahwatnya karena Aku. Puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya. Satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipatnya.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Secara etimologi, puasa berarti menahan. Sedangkan secara syar’i, puasa barmakna menahan diri dari makan, minum, jimak dan lain-lain yang disebutkan dalam syariat, pada siang hari (bulan Ramadhan).
Berikut adalah beberapa hadits yang berkaitan dengan puasa di Bulan Ramadhan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الصِّيَامُ جُنَّةٌ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَجْهَلْ وَإِنْ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ مَرَّتَيْنِ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ تَعَالَى مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ يَتْرُكُ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ وَشَهْوَتَهُ مِنْ أَجْلِي الصِّيَامُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا
“Puasa adalah perisai. Maka janganlah dia berkata-kata kotor dan berbudat bodoh. Apabila ada orang lain yang memerangi atau mencacinya, hendaklah dia katakan, ‘Aku sedang puasa’ (dua kali). Demi Tuhan yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah ta’ala daripada bau minyak kasturi. Dia rela meninggalkan makanan, minuman, dan syahwatnya karena Aku. Puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya. Satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipatnya.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Dari Sahl radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ
يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَقُومُونَ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ
“Sesungguhnya di surga terdapat sebuah pintu yang bernama ar-Royyan. Orang-orang yang berpuasa akan memasukinya pada hari kiamat. Tidak ada seorangpun yang memasukinya selain mereka. Akan ada yang berseru, ‘Manakah orang-orang yang berpuasa?’. Maka bangkitlah mereka. Dan tidak akan memasukinya selain mereka. Apabila mereka telah masuk, maka pintu itu akan ditutup sehingga tidak akan ada lagi yang masuk melewatinya seorang pun.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Inilah beberapa hadits tentang keutamaan orang yang berpuasa di bulan Ramadhan, mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang mendapat keutamaan tersebut sehingga kita dapat memaksimalkan ibadah di bulan Ramadhan ini. amiin Ya Rabba Alamin.
ConversionConversion EmoticonEmoticon